Masalah Takkan Habis
Posted by 4ditya92 on 24/02/2009
Sekarang permasalahan sampah memang tak kunjungh selesai. Ini diakibatkan kurangnya kesadaran diri dari masyarakat, perkampungan kumuh, dan kurangnya sikap tegas dari pemerintah. Karena pemerintah sedikit bertindak tegas dapat di kalahkan dengan kekuatan HAM sedikit-sedikit HAM memang HAM sangatlah penting bagi kehidupan tapi tindak tegasdelam menaggulangi sampah itu amatlah tidak gampang. Tpi jika ada warga bangsa ini yang kreati pastilah persoalan ini sedikit berkurang.
Seperti Solikhun dan Kurdi berkat pemikiranya bangaunan pembakaran sampah tanpa bahan bakar tercipta. Sekilas memang bangunan tampak pada gamabar tersebut memeng aneh itupun hanya berukuran 2×2 meter. Meskipun begitu berkat bangunan itulah sampah-sampah di desanya sedikit tertanggulangi, uniknya lagi sudah 3 tahun ini asap pembakaran itu tak pernah padam. PAdaha itu tanpa menggunakan bahan bakar. Dan setiap harinya tempat itu merubah puluhan gubik sampah menjadi abu yang halus meskipun begitu itu juga dapat menyebabkan polusi udara.
Menurut kurdi sebenarnya ide membuat tempat pembakaran sampah unik ini telah meuncul beberapa tahun lalu. Setelah melakukan uji coba, tiga tahun ini alat yang ia buat dengan Solikhun itu telah beroperasi. “Sudah tiga tahun, tempat ini terus membakar sampah tanpa henti,” terang Kurdi. Dan untuk membuat alat pembakaran sampah ini cukup lah mudah. Hanya denga membuat pilar-pilar penyangga yang pilarnya terbuat dari besi yang berukuran jibu jari orang dewasa. “pada awalnya pilar besi ini dibakar hanya dengan kertas. Setelah mengangah ditumpuki sampah diatasnya hingga mengangah.
Memeng sedikit aneh, tapi dengan ini dapat menyelamatkan desanya dari terjangan sampah dan alat ini hanya menghabisakn dan 150 ribu untuk membuat pilar besi. Dia memberi lubang pada bawah untuk aliran udara. Dari sana pula kaca punbisa jadi abu.Dia mengaku, ia pernah gagal saat melakukan uji coba pertama, yang saat itu dirinya membuat pilar dari alumunium. Saat dibekar beberapa lama, alumunium itupun meleleh. “Seminggu lalu, kami mengganti pilar ini dengan lonjoran besi yang lebih besar. Dari hasil jerih payahnya itu, ia dan dua temannya mendapat “uang jasa” dari pengelola pasar desa setempat sebesar Rp250 ribu per bulan. Meski dianggap kecil, namun salah satu anggota yang berdinas Polres Mojokerto ini mengaku jika pekerjaan tersebut adalah semata-mata untuk kerja sosial. Dan sebenarnya alat ini haur dikembangkan ladgi utnuk lebih baik lagi.
pras said
tukaran link yuk??